Sejarah Jombang: Makna Sejarah dalam Nama dan Kehidupan Berdampingan"

Nama suatu daerah sering kali memiliki akar yang dalam dalam sejarah dan budayanya. Begitu pula dengan Jombang, sebuah kabupaten di Jawa Timur yang menggambarkan lebih dari sekadar nama. Berdasarkan cerita rakyat yang berkembang, nama "Jombang" mengandung makna yang mendalam.

Dalam bahasa Jawa, kata "ijo" artinya hijau, sementara "abang" berarti merah. Kedua warna ini dihubungkan dengan dua golongan masyarakat Jombang yang mendiami daerah ini sejak zaman dahulu. Santri, yang mewakili kelompok yang menjalankan agama Islam sesuai dengan syariat, diasosiasikan dengan warna hijau. Di sisi lain, golongan non-santri atau abangan, yang masih memegang erat adat istiadat tradisional dan kepercayaan pada mahluk halus dan kekuatan gaib, diasosiasikan dengan warna merah. Kehidupan berdampingan kedua golongan ini menciptakan kerukunan dan saling penghargaan, yang kemudian mengilhami nama daerah ini menjadi "Jombang."

Pemahaman ini juga dapat dirunut ke dalam pemikiran antropolog terkenal Clifford Geertz, yang membagi masyarakat Jawa menjadi tiga golongan berdasarkan perbedaan pandangan hidup. Santri mewakili kelompok yang mempraktikkan Islam secara ketat sesuai dengan syariat. Sementara itu, abangan tetap memegang teguh tradisi adat dan kepercayaan pada hal-hal gaib. Meskipun perbedaan ini ada, mereka hidup berdampingan dan saling menghargai satu sama lain, menciptakan keragaman budaya yang khas dalam daerah yang dikenal sebagai Jombang.

Riwayat tertua yang merujuk pada Jombang sebagai nama wilayah di Jawa Timur dapat ditelusuri hingga masa pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1811. Saat itu, Jombang telah menjadi bagian dari afdeeling (Asisten Karesidenan) Mojokerto, yang berada di bawah Karesidenan Surabaya. Namun, baru pada tanggal 20 Maret 1881, Jombang resmi ditetapkan sebagai Asisten Karesidenan dengan ibu kota di Jombang, yang meliputi distrik Mojoagung, Mojoroto, dan Mojodadi.

Selain cerita dan makna nama yang kaya, Jombang juga memiliki warisan arkeologis yang berharga. Tinggalan sejarah dari periode Airlangga dan pasca Airlangga tersebar di seluruh Jombang, memberikan pandangan yang berharga tentang masa lalu dan perkembangan kawasan ini.

Jadi, di balik nama yang sederhana, Jombang mengandung makna sejarah yang mendalam dan cerita tentang harmoni antara beragam pandangan hidup dalam masyarakatnya. Kabupaten ini adalah bukti nyata bagaimana budaya, sejarah, dan kehidupan bermasyarakat dapat menggabungkan perbedaan untuk menciptakan identitas yang unik dan berharga.


0 Komentar