Sebuah studi menarik mengungkap keberadaan Situs Pertirtaan Kuno di Dusun Sumberbeji, Desa Kesamben, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang. Situs ini diduga tertimbun akibat bencana besar di masa lalu, kemungkinan akibat letusan dahsyat Gunung Kelud yang membawa material pasir dan kerikil melalui aliran Sungai Konto.
Menurut Wicaksono Dwi Nugroho, arkeolog dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur (BPCB Jatim), tanah di Situs Pertirtaan Sumberbeji memiliki kemiripan dengan Situs Sugihwaras yang diduga sebagai Kedaton. Penelitian lebih lanjut membandingkan Situs Sumberbeji dengan Situs Tondowongso di Kediri, yang menunjukkan bahwa bencana yang menyebabkan situs ini tertimbun terjadi sekitar tahun 1300, sebelum masa pemerintahan Hayam Wuruk.
Diperkirakan bahwa Situs Pertirtaan Sumberbeji dibangun pada masa Kerajaan Kadiri hingga Majapahit dan telah mengalami beberapa kali pemulihan. Selama ekskavasi tahap 1 hingga 3, ditemukan berbagai artefak berharga, seperti Jaladwara (saluran air kuno), keramik, serta fragmen uang gepeng China yang berasal dari Dinasti Song pada abad ke-11 hingga abad ke-14.
Menariknya, dalam naskah Negarakertagama yang ditulis pada tahun 1365, tidak ada catatan tentang Hayam Wuruk mengunjungi Sumberbeji. Sebaliknya, naskah tersebut menyebutkan Surowono sebagai tempat yang dikunjungi oleh raja. Hal ini memperkuat dugaan bahwa Situs Pertirtaan Sumberbeji kemungkinan besar sudah tertimbun pada saat itu.
Berdasarkan penelitian sejarah, wilayah Jombang dulunya adalah bagian dari Panjalu. Situs ini mungkin telah dibangun pada masa pemerintahan Airlangga dan diperbarui pada masa Panjalu hingga era Tribuana Tunggadewi dari Majapahit. Namun, sejauh ini tidak ditemukan bukti konkret yang menunjukkan keterlibatan Hayam Wuruk dalam sejarah situs ini.
Salah satu daya tarik utama Situs Pertirtaan Sumberbeji adalah bangunan batur yang diduga memiliki menara simbol Gunung Meru yang dikelilingi air. Selain itu, situs ini juga menampilkan relief Garuda yang berkaitan dengan kisah pencarian air suci atau Amerta dalam konsep samudramantana. Temuan ini semakin memperkaya wawasan tentang sejarah dan budaya kuno Jombang, sekaligus membuka peluang penelitian lebih lanjut mengenai jejak peradaban yang tersembunyi di balik tanahnya.
0 Komentar