Kudu Jombang - Prasasti Grogol secara administratif terletak di Dusun Grogol, Desa Katemas, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Lokasinya berada di dalam kawasan hutan, sehingga akses menuju situs ini cukup menantang. Jalur yang tersedia hanya berupa jalan setapak, yang membuat perjalanan ke prasasti ini memerlukan usaha lebih. Karena letaknya yang tersembunyi, pengunjung disarankan untuk meminta panduan kepada juru pelihara Prasasti Sumber Gurit, yang juga berada di desa yang sama. Jarak antara Prasasti Grogol dan Prasasti Sumber Gurit hanya sekitar satu kilometer, sehingga keduanya dapat dikunjungi dalam satu perjalanan.
Kondisi Prasasti Grogol saat ini sudah mengalami kerusakan yang cukup parah. Bagian atasnya telah terpecah menjadi sembilan bagian, sehingga bentuk aslinya sulit untuk dikenali secara utuh. Berdasarkan perkiraan para ahli, jika prasasti ini masih dalam kondisi sempurna, bentuknya menyerupai sebuah balok dengan puncak yang meruncing. Bagian dasarnya berbentuk lapik padmasana, yang merupakan ciri khas struktur prasasti pada zaman tersebut. Prasasti ini ditulis menggunakan aksara dan bahasa Jawa Kuno, yang mencerminkan budaya dan sistem penulisan pada masa pemerintahan Raja Airlangga. Prasasti ini diresmikan pada tahun 1037 Masehi, saat Kerajaan Kahuripan berada dalam masa kejayaannya.
Selain dikenal dengan nama Prasasti Grogol, prasasti ini juga disebut sebagai Prasasti Kusambyan. Hal ini disebabkan oleh isi prasasti yang berkaitan dengan wilayah kuno bernama Kusambyan atau yang disebut dalam teks sebagai "karaman i Kusambyan." Dalam prasasti ini disebutkan bahwa wilayah Kusambyan dijadikan sebagai sima sawah oleh Sri Maharaja, sebuah bentuk anugerah atau status khusus yang diberikan kepada daerah tertentu. Status sima sawah ini biasanya diberikan kepada wilayah yang memiliki peran penting, baik dalam aspek ekonomi, sosial, maupun keagamaan.Salah satu aspek menarik dari isi prasasti ini adalah penyebutan nama tokoh Rahyan Iwak. Nama tokoh ini muncul berkali-kali pada bagian depan prasasti, yang menunjukkan bahwa Rahyan Iwak adalah sosok yang sangat berpengaruh di Kusambyan pada masa itu. Tokoh ini kemungkinan besar memiliki kedudukan penting, baik sebagai pemimpin lokal maupun sebagai figur yang dihormati dalam lingkup kerajaan. Keberadaan nama Rahyan Iwak juga memiliki keterkaitan dengan Prasasti Tuhanharu, yang dikeluarkan oleh Raja Jayanegara dari Kerajaan Majapahit sekitar 200 tahun setelah masa pemerintahan Airlangga. Hal ini mengindikasikan bahwa pengaruh Rahyan Iwak bertahan lama, bahkan hingga era Majapahit.
Sebagai salah satu peninggalan sejarah yang berharga, Prasasti Grogol memiliki nilai penting dalam memahami perkembangan politik dan sosial pada masa Kerajaan Kahuripan. Prasasti ini menjadi bukti tertulis mengenai kebijakan pemerintahan pada zaman Airlangga, khususnya terkait dengan pengelolaan wilayah dan status sima sawah. Oleh karena itu, upaya pelestarian dan penelitian lebih lanjut terhadap prasasti ini sangat diperlukan agar informasi sejarah yang terkandung di dalamnya tetap terjaga dan dapat dipahami oleh generasi mendatang.
0 Komentar